adress

Senin, 29 Oktober 2012

'ARTIKEL ....



Kemunculan musik Rock underground di Indonesai berawal dari rocker era 70-an. Sebut saja God Bless, AKA/SAS, Gang Pegangsaan, Bentoel, dll. Semua band yang disebutkan tadi merupakan generasi rocker Indonesia. Istilah Underground sebenarnya berasal dari Majalah Aktuil awal era 70-an yang digunakan untuk majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya lebih “Liar” dan “Ekstrim”. Beriringnya zaman band-band Rock mencatat sejarah namanya dan sempat mengharumkan dipentas nasional. Diantanranya El Pamas,Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta).


Menjelang akhir era 80-an, anak-anak muda mengalami demam musik Thrash Metal. Ini perkembangan style musik Metal yang lebih ekstrim dibandingkan Heavy Metal. Band-band yang menjadi hits saat itu antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax dan masih banyak yang lainnya. Kota-kota besar yang ada di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali mulai melahirkan musik ekstrim tersebut.

Sedemikain panjangnya perjalanan Rock Underground di tanah air, mungkin baru diparuh pertama dekade 90-an mulai terbentuk scene-scene Underground dalam arti sebenarnya. Pada era ini musik Metal yang digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrim seperti Death Metal, Brutal Death Metal, Grindcore, Black Metal hingga Gothic/Dom Metal. Band-band yang terkenal di era ini adalah Trauma, Dead Squad, Tengkorak, Corporation of Bleeding, Adaptor, dan masih banyak lagi. Band Grindcore Tengkorak pada tahun 1996, tercatat sebagai band yang pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta dengan judul “it’s A Proud To Vomit Him”. Album ini direkam secara profesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer Harry Widodo.

Tahun 1996 juga mencatat kelahiran musik Underground pertama di Jakarta, Brainwashed zine. Edisi pertama Brainwashed terbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grusig dan profil band Trauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Diketik dengan komputer dengan berbasis system operasi windows 3.1 dan lay out cut n’ paste trdisional, oleh Brainwashed diperbanyak 100 eksemplar dengan mesin foto copy milik saudara sendiri. Diedisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band Hardcore, Punk hingga SKA.

Tanggal 29 September 1996 dimulainya era baru bagi perkembangan Rock Underground di Jakarta. Tepat hari itu diadakan musik Indie untuk pertama kalinya di Poster Cafe. Acaranya “Underground Session”. Cafe legendaris yang dimiliki Rocker Ahmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan  scene musik Indie baru yang memainkan genre musik yang berbeda dan variatif.

10 Maret 1999 merupakan hari kematian scene Poster Cafe untuk selama-lamanya. Pada hari itu, terakhir kalinya diadakan acara musik di sana (subnormal revolution) yang berujung kerusuhan besar antar massa Punk dengan warga sekitar hingga berdampak hancurnya beberapa mobil. Bubarnya Poster Cafe diluar dugaan malah melahirkan banyak venue-venue alternatif  bagi scene musik Indie. Setelah Poster Cafe tiada kini pindah haluan ke cafe Kupu-kupu di Bulungan yang sering digunakan scene musik SKA, Pondok Indah Waterpark, GM 2000cafe dan Cafe Gueni di Cikini untuk scene Brit/Indie pop, Pakit De Java Club di Menteng untuk gigs Punk/Hardcore dan juga Indie pop. Belakangan BB’s Bar yang super sempit di Menteng sering disewa untuk acara garage Rock-new wave-mellow Punk juga Rock yang kini sedang Hot seperti The Upstairs, Seringai, The Brandals, C’mon Lennon, Killed By Butterflay, Sajama Cut, dan masih banyak lagi.

Inovasi musik alternatif  dan dilirisnya album Kiss This dari Sex Pistols pada tahun 1992 ternyata menjadi trigger yang ampuh dalam melahirkan band-band baru yang tidak memainkan musik Metal. Misalnya saja band Pestol Aer dari komunitas Young Offender yang diawal kiprahnya serimg mengcover lagu-lagu Sex Pistol lengkap dengan dress-up punk dan haircut mohawknya. Uniknya perjalanan sekitar tahun 1997, sempat merilis album debut bertitel ‘... Jang Doeloe’. Generasi awal dari scene Brit Pop ini antara lain band Rumahsakit, Wondergel, Planet Bumi, Orange, Jellyfish, Jepit Rambut, Room-V, Parklife hingga Death Goes To The Disco.

Band Pestol Aer bukanlah band pertama, di ibukota ini tahun 1989 sempat melahirkan band Punk/Hardcore pionir Antiseptic yang kerap memainkan nomor-nomor milik Black Flag, The Misfits, sampai Sex Pistol. Awal tahun 19890, Jakarta melahirkan band Punk Rock The Idiots yang awalnya sering manggung mengcover lagu-lagu The Exploited. Tak jauh beda dengan Antiseptic, baru sembilan tahun kemudian The Idiots merilis album yang bertitel ‘..Living Comfort In Anarchy..’ via label Indie Movement Record. Sementara rilisan klasik dari scene Punk/Hardcore Jakarta adalah album komplikasi Walk Together, Rock Together (Locos Enterprise) yang rilis awal tahun 1997 memuat single antara lain dari band Youth Against Fascism, Anti Septic, Straight Answer, Dirty Edge, dsb. Album komplikasi Punk/Hardcore lainnya adalah Still One, Still Proud yang berisikan single dari Sexy Pig, The Idiots, Cryptical Death hingga Out Of Control.


Kini beralih ke Bandung .......
Sekitar awal tahun 1994 terdapat studio musik yang merupakan cikal bakal scene Rock Underground. Namanya ‘Studio Reserve’ yang terletak di daerah Sukasenang. Pembentukan studio ini digagas oleh Ricard Mutter (saat itu drummer PAS) dan Helvi. Semakin berkembangnya  Reverse lantas melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka distro. Selain itu juga sempat membentuk label independen 40.1.24 yang rilisan pertamanya di tahun 1997 yakni komplikasi CD bertitel “masa indah banget sekali pisan”. Band-band Indie yang ikut komplikasi ini adalah Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, Full Of Hate dan Waiting Room yang merupakan band dari Jakarta.

Ke timur Bandung sedikit, kita menemukan komunitas yang menjadi episentrum Underground Metal yakni komunitas Ujung Berung. Daerah ini dulu sempat berdiri Studio Palapa yang berjasa membesarkan band-band Underground seperti Jasad, Forgotten, Sacrilegious, Sonic Torment, Morbus Corps, Tympanic Membrane, Infamy, Burger Kill, dsb.

Bagi siapapun yang pernah menyaksikan konser Rock Underground di Bandung pasti takkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke tanah air. Bagi band-band Indie gedung ini laksana gedung keramat yang penuh daya magis. Band luar Bandung kalu belum di ‘baptis’ belum afdol rasanya. Artefak subkultur bawah tanah paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa Rock Show seperti Hullabaloo, Bandung Berisik, dan Bandung Underground. Kota ini sempat dijuluki barometer Rock Underground di Indonesia. Bandung merupakan sejuta gagasan cerdas bagi kemjuan scene nasional. Meledaknya distro sampai ke tanah air hingga keberhasilan menjual album Indie hingga puluhan ribu keping. Bahkan Burger Kill yang merupakan band Hardcore Indonesia pertama kali teken kontrak dengan major label Sony Music Indonesia  juga dibesarkan di kota Bandung. Selain itu juga ada band-band Indie lainnya yang keren dan berasal dari kota ini seperti Koil, Kubik, Balcony, The Bahamas, Blind To See, Rocket Rockers, The Milo, Teenage Death Star, Komunal dan The S.I.G.I.T.
Bandung merupakan kota yang nggak ada matinya bagi kaum yang berani berkarya ..... ...  !!!!!!!! 
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar